Sabtu, 10 Oktober 2015

Aku

Aku takut pada sesuatu yang bahkan aku tidak tahu.
Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika aku berada pada titik terendah, aku hanya ingin pulang.
Pulang.
Pulang entah kemana yang ku maksud.
Entah rumah apa yang ku maksud.
Aku sendiri pun tak mengerti.
Situasi yang mengerikan, sungguh.
Aku mau pulang.
Hanya itu, untuk saat ini.

Sesak.
Sesak.
Perih.
Aku sesak, untuk bernapas aku sesak.
Aku mau pulang.



Memang benar, nasib terbaik adalah saat kau tidak pernah terlahir.

Selasa, 06 Oktober 2015

Pertama

Pertama bukan berarti utama.
Pertama bukan berarti prioritas.
Pertama bukan berarti berharga.
Pertama bukan berarti yang terbaik.

Itulah gagasan yang dia pikirkan saat ini. Gagasan? Mungkin lebih tepat di bilang kenyataan. Ya, itulah yang dia hadapi.

Pertama sangat dekat dengan angka satu. Bahkan serupa. Namun baginya, menjadi pertama tidak akan selalu dinomer satu-kan dan tidak akan menjadi satu-satunya.

Pertama, itulah alasan kenapa terakhir tercipta. Apakah pertama merupakan sesuatu yang tak akan terlupakan?
Lalu, Mengapa pertama dapat hilang karena adanya terakhir? -Mungkin bukan hilang. Ya, pertama bisa meninggalkan sesuatu yang bernama kenangan saat terakhir itu datang.-

Dia tertawa sejenak,
Siapa yang akan berpikir bodoh tentang pertama? bahkan hingga memikirkan terakhir. Tawanya hambar. Tawa yang terlihat tidak bahagia. Tidak bersedih dan tidak mengejek. Matanya menatap lurus dan tertuju pada satu objek di depannya. Dimana posisinya sekarang? Dalam hati dia terus bertanya berharap akan ada jawaban dari dalam dirinya sendiri, padahal wajahnya tidak nampak seperti sedang berpikir.
Bagaimana dia bisa sangat bodoh seperti ini? Berperang argumen, pertanyaan dan pernyataan saling bersahutan dalam dirinya sendiri. Dan nyatanya itu tidak berarti sama sekali.
Dia melenguh pelan dan bergegas bangkit dari tempat yang sudah dia duduki sejak satu jam lalu.
Sampai kapan harus seperti ini?

Tidak akan ada yang mengerti, bahkan dirinya sendiri.

Cukup ini yang menjadi pertama baginya.